Ketidakseimbanganhormon atau kelainan rahim dapat menyebabkan volume darah menstruasi yang sangat tinggi, tetapi Dr Minkin mengatakan bahwa penyebabnya tidak selalu jelas. Jika wanita mengalami menstruasi selama tujuh hari atau lebih, dan darah yang keluar tidak tertampung lagi oleh pembalut, maka kemungkinan ia menderita menorrhagia.
Halodoc, Jakarta - Pada tubuh manusia terdapat sistem endokrin yang berguna untuk menghasilkan hormon agar tubuh dapat berfungsi dengan normal. Hormon yang dihasilkan dapat mengatur banyak aktivitas yang dilakukan oleh tubuh, seperti bernapas, keseimbangan cairan, dan hal lainnya. Walau begitu, kamu mungkin mengalami gangguan yang berhubungan dengan sistem endokrin. Kelainan yang disebut gangguan sistem endokrin tersebut dapat menyebabkan hormon pada tubuh menjadi terganggu. Disebutkan juga kelainan tersebut dapat menyebabkan kerusakan saraf. Berikut bahasan lengkapnya! Baca juga Ketahui Gejala Gangguan Sistem Endokrin Gangguan sistem endokrin adalah suatu kelainan yang berhubungan dengan kelenjar endokrin pada tubuh. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pada hormon yang dihasilkan sehingga terdapat kelainan pada fungsi tubuh. Kamu mungkin mengalami gangguan pada pernapasan, nafsu makan, dan hal penting lainnya. Sistem endokrin pada tubuh terdiri dari beberapa kelenjar, antara lain kelenjar hipofisis dan hipotalamus di otak, kelenjar adrenal di ginjal, tiroid di leher, serta yang berada di pankreas, ovarium, dan testis. Hormon pencernaan juga dapat dihasilkan oleh perut, hati, serta usus. Gangguan pada sistem endokrin yang paling umum terjadi, yaitu diabetes mellitus, akromegali, penyakit Addison, sindrom Cushing, penyakit Graves, tiroiditis, dan lainnya. Kelainan ini memiliki gejala yang luas dan memengaruhi banyak bagian tubuh. Selain itu, tingkat keparahan dari gangguan ini juga berbeda-beda. Benarkah gangguan sistem endokrin dapat sebabkan kerusakan saraf? Memang hal tersebut benar adanya, karena beberapa penyakit yang terjadi berhubungan dengan sistem endokrin disebabkan saraf yang tidak berjalan semestinya. Salah satu penyakit yang terjadi karena hal tersebut adalah neuropati diabetes. Hal ini terjadi ketika tubuh kamu mengalami kerusakan saraf pada pengidap diabetes. Jika kamu mempunyai pertanyaan terkait kerusakan saraf yang disebabkan oleh gangguan sistem endokrin, dokter dari Halodoc dapat menjawabnya. Caranya, kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc di smartphone kamu! Lalu, kamu juga dapat membeli obat tanpa perlu ke luar rumah dengan aplikasi ini. Baca juga Cegah Gangguan Sistem Endokrin dengan 6 Cara Ini Cara Mendiagnosis Gangguan Sistem Endokrin Jika kamu mengidap kelainan pada sistem yang mengatur hormon pada tubuh, dokter mungkin akan merujuk pada spesialis dari gangguan ini. Ahli medis tersebut sudah terlatih secara khusus untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan sistem endokrin sehingga langkah pengobatannya jelas. Gejala-gejala yang timbul karena gangguan pada sistem endokrin ini dapat berbeda-beda, tergantung pada kelenjar yang terpengaruh oleh penyakit tersebut. Walau begitu, gejala utama yang terjadi pada pengidap gangguan ini adalah merasakan kelelahan dan kelemahan setiap waktu. Pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan adalah tes darah dan urine yang berguna untuk memeriksa kadar hormon. Hal tersebut dapat membantu dokter untuk menentukan gangguan yang terjadi pada sistem endokrin. Selain itu, tes pencitraan juga mungkin dilakukan untuk menentukan tumor yang terbentuk. Perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan pada sistem yang mengatur hormon tersebut mungkin akan rumit. Hal tersebut karena perubahan dalam satu tingkat hormon dapat memengaruhi yang lain. Pemeriksaan darah rutin mungkin dilakukan untuk menentukan obat yang diberikan atau rencana perawatan yang dilakukan. Baca juga Sistem Endokrin Alami Gangguan, Ini Dua Penyebabnya Umumnya, perawatan yang dilakukan adalah dengan memberikan hormon sintetis. Pada beberapa kasus yang terjadi, operasi atau terapi radiasi dapat digunakan. Hal yang paling penting dari hal ini adalah untuk menentukan pengobatan dari penyakit yang mendasarinya karena langkah yang tepat itu penting. Referensi Web MD. Diakses pada 2019. Endocrine Disorders Health Grades. Diakses pada 2019. Endocrine Disorders
1 Cervicitis. Cervicitis adalah penyakit yang menyebabkan peradangan pada bagian mulut rahim atau bagian serviks. Awal penyakit ini tidak sering disertai dengan gejala sehingga banyak wanita yang tidak merasakan atau tidak memperhatikan penyakit ini. Terkadang beberapa gejala sangat ringan seperti pendarahan pada periode menstruasi.
Jakarta Penyebab varises perlu kamu ketahui, karena penyakit ini membuat kamu sangat tidak nyaman. Varises terjadi ketika pembuluh darah vena seseorang membengkak dan membesar. Pada beberapa orang, hal ini dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan. 12 Penyebab Varises dari Kebiasaan Sehari-Hari, Bisa Dicegah Eksim adalah Peradangan pada Kulit Berupa Ruam Merah, Ketahui Penyebabnya Penyebab Muntah Darah, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahannya Varises juga memberi efek tampilan kulit yang menonjol dan berwarna biru. Penyakit ini sering dialami oleh orang dewasa atau lansia. Namun, tak menutup kemungkinan varises juga dialami oleh remaja atau anak. Penyebab varises dipengaruhi oleh kebiasaan sehari-hari seseorang. Penyakit ini sering muncul di kaki, mulai dari paha sampai pergelangan. Saat mengalami varises, kamu biasanya akan mengalam rasa gatal, bengkak, dan terkadang nyeri pada kaki. Untuk mengatasi terjadinya komplikasi, kamu tentu harus segera melakukan tindakan yang tepat. Cara mengatasi varises dapat dilakukan menggunakan bahan alami dan penerapan pola hidup sehat. Berikut rangkum dari berbagai sumber, Kamis 18/11/2021 tentang penyebab kaki kerap kali disepelekan oleh masyarakat, yang ternyata mempunyai beberapa manfaat bagi Penyakit Varises Credit varises terjadi ketika vena tidak berfungsi dengan baik. Arteri membawa darah dari jantung ke seluruh jaringan, dan vena mengembalikan darah dari seluruh tubuh ke jantung, sehingga darah dapat disirkulasi ulang. Vena memiliki katup satu arah yang mencegah darah mengalir berbalik. Jika katup ini tidak berfungsi semestinya, darah mulai terkumpul di pembuluh darah alih-alih terus menuju jantung. Akhirnya pembuluh darah mulai membesar dan membengkak dan membentuk varises. Vena yang terjauh dari jantung paling sering mengalami varises, seperti di kaki. Ini karena gravitasi membuat darah lebih sulit mengalir kembali ke jantung. Selain itu, setiap kondisi yang memberi tekanan pada perut berpotensi menjadi penyebab varises; misalnya, kehamilan, sembelit dan, dalam kasus yang jarang terjadi, tumor. Faktor penyebab varises - Usia. Usia merupakan salah satu faktor penyebab varises. Ini karena vena melemah dengan bertambahnya usia. Selain itu, kebiasaan tertentu dapat memperburuk kondisi varises. - Obesitas. Lemak tubuh yang berlebih juga merupakan faktor utama dalam mengembangkan varises. Obesitas memberi tekanan ekstra pada vena tungkai dan katupnya. Ini membuat tubuh lebih sulit untuk memompa darah melawan gravitasi kembali ke jantung. - Kehamilan. Wanita jauh lebih mungkin untuk mengembangkan varises karena selama kehamilan, wanita hamil memiliki lebih banyak darah di tubuh mereka. Ini memberi tekanan ekstra pada sistem peredaran darah. Selain itu, perubahan kadar hormon dapat menyebabkan relaksasi dinding pembuluh darah. Kedua faktor ini meningkatkan risiko penyebab varises. Saat janin dalam rahim tumbuh, ada lebih banyak tekanan pada vena di daerah panggul ibu. Pada sebagian besar kasus, varises hilang setelah kehamilan Penyebab Varises karena Kebiasaan Sehari-hari- Berdiri terlalu lama. Berdiri untuk waktu yang lama adalah kebiasaan umum penyebab varises. Berdiri dalam satu posisi untuk waktu yang lama membuat darah lebih sulit berjalan di pembuluh darah kaki melawan gravitasi. Ini menyebabkan tekanan pada pembuluh darah meningkat dan dapat menyebabkan darah menggenang di sekitar pergelangan kaki. - Duduk terlalu lama. Tak cuma berdiri terlalu lama, duduk terlalu lama juga bisa memberi efek yang sama. Biasanya, otot-otot kaki berfungsi sebagai pompa untuk mengarahkan darah vena ke jantung. Ketika duduk terlalu lama, gravitasi dapat menyebabkan darah menggenang di kaki. Tanpa bantuan kontraksi otot untuk memompa darah kembali ke atas, varises dapat terbentuk. - Menyilangkan kaki. Meski menyilangkan kaki tidak langsung menyebabkan varises, kebiasaan ini bisa memicu varises dan membuatnya bertambah buruk. Ini terjadi karena adanya tekanan posisi yang bisa diletakkan pada kaki dan pinggul. Jika seseorang memiliki pembuluh darah yang lemah secara genetik, maka kebiasaan menyilangkan kaki selama beberapa tahun akan memicu pembentukan varises. Ini karena otot kaki yang lemah tak bisa mengalirkan darah ke jantung dengan efektif. - Lari berlebihan. Meski olahraga baik untuk pencegahan varises, melakukannya berlebihan justru akan berdampak sebaliknya. Penting untuk mengetahui bahwa beberapa bentuk latihan seperti lari dapat menyebabkan varises dari waktu ke waktu. Latihan ini menyebabkan cedera berulang pada katup vena di kaki, menyebabkannya bocor, dan seiring waktu menyebabkan varises berkembang. - Menggunakan sepatu hak tinggi. Ketika berjalan, otot betis bertindak seperti pompa untuk mengalirkan darah secara aktif di pembuluh darah. Dengan sepatu hak tinggi, betis tak dapat memompa aliran darah secara efektif. Ini mengakibatkan pembuluh darah membesar dan menjadi penyebab Penyebab Varises karena Kebiasaan Sehari-hariIlustrasi Kebiasaan Merokok Credit Mengabaikan kesehatan otot kaki. Ketika otot kaki kehilangan massanya, celah di otot terbuka dan memungkinkan pembuluh darah melebar dan varises mulai muncul. Kondisi ini biasa dialami atlet setelah cedera yang menyebabkan mereka mengurangi porsi olahraganya. Kondisi ini juga bisa dialami bagi orang yang malas berolahraga atau terlalu malas untuk melemaskan otot. Untuk mencegah kondisi ini, disarankan untuk berolahraga yang cukup. Olahraga yang paling bermanfaat untuk mencegah varises adalah berjalan. Yoga juga merupakan pilihan yang baik. - Makan makanan asin. Kandungan garam di dalam tubuh yang berlebihan dapat menjadi faktor penyebab varises. Makan makanan asin menyebabkan retensi air dan meningkatkan tekanan pada pembuluh darah. Hal ini menyebabkan peningkatan volume darah dalam tubuh, yang mengarah pada peningkatan tekanan di vena. Peningkatan tekanan ini dapat menyebabkan pembengkakan dan retensi air di kaki. Tekanan air pada kaki memberi tekanan tambahan pada katup kecil di dalam pembuluh darah yang menjaga darah memompa dalam satu arah. - Merokok. Nikotin dalam produk tembakau mengeraskan arteri dan mempersempitnya. Ketika arteri sempit dan mengeras, gumpalan darah dapat lebih mudah terbentuk. Bahan kimia dan racun tambahan yang ada di sebagian besar produk tembakau bisa mengentalkan darah dan mengurangi oksigen dalam darah. - Kebiasaan mencukur bulu kaki yang salah. Mencukur sembarangan atau terburu-buru dapat menyebabkan timbulnya varises. Kondisi ini bisa lebih berisiko jika memiliki kebiasaan mencabuti bulu kaki. Luka yang ada di kaki akan mengganggu sirkulasi darah di daerah kaki dan akan memberikan banyak tekanan pada pembuluh darah untuk mengatasi masalah tersebut. Mencukur bulu kaki secara berlawanan arah juga bisa menjadi salah satu penyebab varises. - Tidak pernah memijat kaki. Sirkulasi darah yang lancar dapat mencegah timbulnya varises. Sebuah pijatan dapat membantu meningkatkan dan melancarkan sirkulasi darah. Sebaliknya, mengabaikan aktivitas ini akan menyebabkan pembuluh darah jadi malas dan kaku, dan memicu penumpukkan darah di pembuluh Mengatasi VarisesIlustrasi Olahraga Credit Cara mengatasi varises yang pertama adalah dengan berolahraga. Olahraga teratur mendorong sirkulasi darah yang lebih baik di kaki. Ini membantu mendorong darah yang terkumpul di pembuluh darah. Latihan dengan porsi ringan membantu membuat otot betis bekerja tanpa ketegangan yang berlebihan. Latihan yang efektif untuk meringankan varises meliputi renang, berjalan, bersepeda, atau yoga. Jalani Pola Makan Sehat Menjalankan pola makan sehat juga bisa dilakukan sebagai cara mengatasi varises. Apalagi, orang yang kelebihan berat badan lebih mungkin mengalami varises. Oleh karena itu, mengurangi kelebihan berat badan dapat mengurangi tekanan pada vena dan mengurangi pembengkakan dan ketidaknyamanan. Makanan tinggi kalium dapat membantu mengurangi retensi air. Makanan yang tinggi kalium meliputi kacang almond, lentil dan kacang putih, kentang, sayuran berdaun, beberapa ikan seperti salmon dan tuna. Selain itu, kamu harus menghindari makanan yang asin atau kaya natrium karena dapat menyebabkan tubuh menahan air yang dapat memicu varises. Menambahkan makanan yang mengandung flavonoid juga dapat membantu seseorang mengecilkan varisesnya. Makanan yang mengandung flavonoid meliputi sayuran, termasuk bawang, paprika, bayam, dan brokoli, buah jeruk, anggur, ceri, apel, blueberry, dan biji cokelat. Terus Bergerak Cara mengatasi varises selanjutnya adalah menghindari duduk atau berdiri untuk waktu yang lama. Jika seseorang harus duduk dalam waktu lama untuk bekerja, mereka harus berusaha untuk bangkit dan bergerak atau mengubah posisi agar darah mengalir dengan lancar. Hindari duduk dengan menyilangkan kaki, karena ini dapat lebih membatasi aliran darah ke kaki dan kaki, yang dapat menambah masalah sirkulasi. Gunakan Pakaian Longgar Menggunakan pakaian longgar juga bisa diterapkan sebagai cara mengatasi varises. Mengenakan pakaian ketat bisa membatasi aliran darah. Seseorang mungkin menemukan bahwa sirkulasi mereka ditingkatkan dengan mengenakan pakaian longgar yang tidak membatasi suplai darah ke tubuh bagian bawah. Mengenakan sepatu datar bukan sepatu hak tinggi juga dapat mengurangi varises di kaki. Mengangkat Kaki Terapi mengangkat kaki dapat mengurangi tekanan di pembuluh darah kaki dan gravitasi akan membantu darah mengalir dengan lancar kembali ke jantung. Tempatkan kaki tetap tinggi, idealnya setinggi jantung atau di atasnya akan membantu meningkatkan sirkulasi. Pijat Memijat bagian yang sakit dengan lembut dapat membantu menjaga darah mengalir melalui pembuluh darah. Seseorang dapat menggunakan minyak pijat lembut atau pelembab untuk efek optimal. Sangat penting untuk menghindari menekan langsung ke pembuluh darah, karena hal ini dapat merusak jaringan yang rapuh.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
- እ ол ቴηዔ
- Оፑиμጹв οφαչաሼираб ечሽռе
- Զес աኢушуթуզаጉ жէчωцኤወеж юշէ
- Унոнቨφθኘ гሴፌекр иջιрω
- በ аτህд
- ምθтву օպዥμошէз
- Аስа խ ըщеχοςዋጾаз
- Իнοዌωвишаχ кест
- Нርդоኢολ ивсዬтոծ ቬ ևтвաψозαሬ
Kelainan(penyakit) sistem hormon dan penyebabnya yang paling benar, adalah. Jawaban : A gondok disebabkan oleh hiposekresi aldosteron B gigantisme disebabkan oleh hipersekresi somatotropin C akromegali disebabkan oleh hipersekresi somatotropin D diabetes mellitus disebabkan oleh hipersekresi adrenalin E addison disebabkan oleh hiposekresi Iklan
Sistem hormon adalah sistem yang terdiri dari beragam organ dan kelenjar yang berperan dalam memproduksi hormon. Hormon-hormon tersebut bertugas untuk mengatur berbagai fungsi organ tubuh. Ketika sistem ini terganggu, kinerja sistem organ tertentu akan bermasalah dan menimbulkan sejumlah penyakit. Kelenjar tubuh manusia terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrin adalah jenis kelenjar yang bertugas untuk memproduksi berbagai jenis hormon, sedangkan kelenjar eksokrin bertugas untuk menghasilkan cairan tubuh yang bukan hormon, seperti keringat, air mata, ASI, dan air liur. Fungsi Sistem Hormon Berdasarkan Organnya Sistem hormon di dalam tubuh melibatkan banyak organ dan kelenjar. Masing-masing organ dan kelenjar tersebut menghasilkan hormon yang berbeda-beda dengan fungsinya tersendiri. Berikut ini adalah beberapa jenis organ dan kelenjar yang berfungsi untuk menghasilkan hormon 1. Kelenjar pituitari Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis yang terletak di bagian dasar otak ini dijuluki sebagai the master gland. Kelenjar ini berperan dalam memproduksi hormon yang bertugas untuk mengatur fungsi berbagai organ dan kelenjar lain, seperti kelenjar tiroid, organ reproduksi, dan kelenjar adrenal. Kelenjar pituitari memiliki tugas untuk menghasilkan beberapa hormon berikut ini Hormon TSH, yaitu hormon yang bertugas untuk menghasilkan hormon tiroid Hormon pertumbuhan, yaitu hormon yang bertugas untuk mengatur laju pertumbuhan tubuh Hormon FSH, yaitu hormon yang berperan dalam mengatur ovulasi atau masa subur wanita Hormon ACTH, yaitu hormon yang berfungsi untuk menghasilkan hormon stres dan merangsang kinerja kelenjar adrenal Hormon prolaktin, yaitu hormon yang mengatur produksi ASI pada ibu menyusui Hormon perangsang beta-melanosit, yaitu hormon yang meningkatkan pigmentasi kulit ketika terpapar radiasi sinar ultraviolet Hormon enkephalin dan endorfin, yaitu hormon yang berperan dalam mengendalikan rasa sakit dan menimbulkan perasaan gembira Jika kelenjar pituitari mengalami gangguan, misalnya akibat tumor hipofisis, cedera kepala berat, penyakit Cushing, dan cedera kepala berat, maka berbagai sistem organ tubuh juga akan terganggu. Gangguan pada kelenjar pituitari dapat menimbulkan gejala berupa sakit kepala, tekanan darah meningkat, sulit tidur, tubuh terasa lemas, gangguan suasana hati, sulit memperoleh keturunan infertilitas, gangguan libido atau hasrat seksual, serta produksi ASI kurang lancar. 2. Kelenjar hipotalamus Hipotalamus juga terletak di dasar otak, berdekatan dengan kelenjar hipofisis. Salah satu tugas kelenjar hipotalamus adalah memberikan instruksi kepada kelenjar hipofisis kapan harus melepas hormon yang diproduksinya. Selain itu, kelenjar hipotalamus juga memproduksi sejumlah hormon yang bertugas mengatur suhu dan kadar air dalam tubuh. Kelenjar ini pun berperan dalam menghasilkan hormon oksitosin yang bertugas untuk merangsang kontraksi rahim menjelang persalinan, mengendalikan emosi dan libido, serta memelihara kesehatan sistem reproduksi. Gangguan pada kelenjar hipotalamus dapat menyebabkan sejumlah penyakit, di antaranya hipopituitarisme dan diabetes insipidus. Penyakit-penyakit tersebut dapat menimbulkan sejumlah gejala, seperti Penurunan berat badan Penurunan nafsu makan Peningkatan atau penurunan tekanan darah Sering buang air kecil Sulit tidur Gangguan tumbuh kembang Pubertas terlambat Infertilitas 3. Kelenjar adrenal Kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal ini bertugas untuk menghasilkan beberapa jenis hormon, antara lain hormon androgen, aldosterone, adrenalin, dan noradrenalin. Fungsi dari hormon-hormon tersebut adalah mengendalikan tekanan darah serta kadar elektrolit dan gula darah dalam tubuh. Tak hanya itu, kelenjar ini juga memproduksi hormon kortisol juga berperan dalam siklus bangun dan tidur Anda. Kelenjar adrenal dapat terkena beberapa penyakit, misalnya penyakit Addison, penyakit Cushing, feokromositoma, dan tumor kelenjar adrenal. Gangguan pada kelenjar adrenal dapat menimbulkan sejumlah gejala, yaitu pusing, tubuh terasa lemas, mual dan muntah, mudah berkeringat, tekanan darah menurun, menstruasi tidak teratur, penurunan berat badan, muncul bercak hitam di kulit, serta nyeri otot dan sendi. 4. Kelenjar tiroid Kelenjar tiroid berbentuk seperti kupu-kupu dan berada di dalam leher. Kelenjar ini berfungsi untuk memproduksi hormon tiroid. Hormon ini berperan penting dalam mengatur metabolisme serta pertumbuhan dan kinerja berbagai organ tubuh. Sistem hormon bisa terganggu jika kelenjar tiroid terlalu banyak atau justru sedikit. Ketika hormon tiroid di dalam tubuh terlalu banyak atau aktif hipertiroidisme, tubuh dapat mengalami beberapa gejala berikut ini Detak jantung cepat atau berdebar-debar Gemetaran atau tremor Mudah berkeringat Tidak tahan dengan suhu panas. Susah tidur Mudah lelah Rambut dan kuku rapuh Berat badan menurun Gangguan psikologis, seperti rasa cemas, gugup, dan mudah marah Sebaliknya, hormon tiroid yang terlalu rendah atau hipotiroidisme dapat menimbulkan beberapa gejala, antara lain Tubuh lemas Sering mengantuk Kulit kering Sensitif terhadap udara dingin Susah konsentrasi Kesemutan atau mati rasa di bagian tubuh tertentu Berat badan meningkat Irama jantung lambat 5. Kelenjar paratiroid Kelenjar paratiroid yang terletak di dekat kelenjar tiroid ini bertugas untuk memproduksi hormon paratiroid, yaitu hormon pengatur keseimbangan kalsium di dalam tubuh. Kelenjar ini berperan besar terhadap kesehatan dan perkembangan organ-organ yang membutuhkan kalsium, seperti tulang, gigi, pembuluh darah, jantung, dan otot. Gangguan pada kelenjar paratiroid sering kali tidak bergejala. Namun, sebagian orang yang memiliki gangguan kelenjar paratiroid dapat merasakan keluhan nyeri atau kram otot, kesemutan, mual, nyeri ulu hati, tubuh lemas, dan sering haus. Jika tidak ditangani dengan tepat, gangguan kelenjar paratiroid dapat memicu munculnya masalah kesehatan serius, seperti osteoporosis, tekanan darah tinggi, batu ginjal, dan penyakit jantung. 6. Kelenjar timus Kelenjar timus merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang terletak di belakang tulang dada. Salah satu fungsinya adalah memproduksi sel darah putih yang disebut limfosit T. Sel ini bertugas untuk melawan bakteri dan virus penyebab penyakit serta mencegah pertumbuhan sel kanker. Kinerja sel limfosit T ini diatur oleh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar timus, yaitu thymosin, thymopoietin, thymulin, dan thymic humoral factor. Walau jarang terjadi, kelenjar timus dapat mengalami beberapa penyakit, seperti tumor kelenjar timus, sindrom DiGeorge, dan kista timus. Penyakit-penyakt tersebut dapat menimbulkan gejala sesak napas, nyeri dada, batuk darah, sulit menelan, berkurangnya nafsu makan, dan penurunan berat badan. 7. Kelenjar pineal Kelenjar pineal memiliki bentuk menyerupai kacang dan terletak di bagian tengah otak. Salah satu fungsinya adalah memproduksi hormon melatonin, yaitu hormon yang mengendalikan siklus tidur. Jika Anda mengalami gangguan tidur, misalnya insomnia, bisa jadi itu tanda adanya masalah pada kelenjar pineal Anda. Segera periksakan diri ke dokter agar segera mendapat penanganan. 8. Pankreas Pankreas memiliki 2 peran utama, yaitu menghasilkan enzim yang membantu tubuh mencerna makanan, serta memproduksi hormon insulin dan glukagon yang bertugas untuk mengendalikan kadar gula darah. Salah satu penyakit yang sering menyerang pankreas adalah pankreatitis, yaitu peradangan pada pankreas. Kondisi ini dapat muncul secara tiba-tiba selama beberapa hari pankreatitis akut, namun dapat juga terjadi terus-menerus hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun lamanya pankreatitis kronis. Pankreatitis akut dapat dikenali dari munculnya gejala berupa nyeri perut bagian atas yang semakin parah setelah makan, demam, denyut nadi cepat, mual, serta muntah. Sedangkan pankreatitis kronis biasanya menimbulkan gejala berupa nyeri perut bagian atas, berat badan menurun tanpa alasan jelas, serta tinja berminyak dan berbau menyengat. 9. Organ reproduksi Organ reproduksi pria dan wanita masing-masing menghasilkan hormon yang berbeda-beda. Salah satu kelenjar pada organ reproduksi wanita adalah ovarium. Organ ini bertugas untuk melepaskan sel telur serta menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon tersebut memengaruhi perubahan fisik wanita saat menginjak masa pubertas, mengatur siklus menstruasi dan masa subur, dan menunjang proses kehamilan. Gangguan ovarium yang sering dialami wania berusia subur adalah sindrom ovarium polikistik PCOS. Kondisi ini dapat dikenali dengan munculnya gejala Siklus menstruasi tidak normal Perdarahan hebat dari vagina Tumbuh rambut di wajah, punggung, perut, dan dada Kulit terlihat lebih berminyak dan rentan berjerawat Berat badan meningkat Rambut rontok dan menipis Muncul bercak hitam di lipatan tubuh, seperti leher, pangkal paha, dan lipatan payudara Organ reproduksi pada pria yang berperan penting dalam menghasilkan hormon adalah testis. Kelenjar yang terletak di dalam kantung zakar skrotum ini tak hanya memproduksi sperma, tapi juga hormon testosteron. Ketika remaja pria meranjak dewasa puber, hormon inilah yang berperan dalam menunjang pertumbuhan penis, rambut kemaluan, tinggi badan, kekuatan otot dan tulang, serta perubahan suara. Gejala yang dapat muncul ketika testis mengalami gangguan sangat beragam, tergantung jenis gangguan yang terjadi pada testis. Pada orang dewasa, gangguan pada testis dapat menyebabkan menurunnya hasrat seksual, disfungsi ereksi, dan suasana hati yang mudah berganti. Sedangkan gangguan testis pada anak-anak dapat dikenali dengan pubertas terlalu dini, yaitu sebelum usia 9 tahun. Untuk menjaga agar sistem hormon tubuh berfungsi dengan baik, Anda perlu menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, menghindari rokok dan minuman beralkohol, serta rajin berolahraga. Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter agar fungsi sistem hormon dapat dievaluasi secara berkala. Jika terdapat gangguan pada sistem hormon, dokter akan memberikan pengobatan agar kondisi tersebut dapat ditangani dengan baik.
PenyakitAddison adalah kondisi ketika kelenjar adrenal tidak membuat cukup hormon kortisol dan aldosteron. Penyakit autoimun merupakan penyebabnya yang paling umum. SehatQ For Corporate. Toko; Obat; Artikel; Tindakan Medis Penyebab penyakit Addison yang paling umum adalah kondisi autoimun, yakni ketika sistem kekebalan tubuh keliru
kelainan penyakit sistem hormon yang terjadi ketika kelenjar penghasil hormon dalam tubuh terganggu. Kondisi ini membuat jumlah hormon yang dihasilkan kurang atau bahkan terlalu banyak, sehingga fungsi organ tubuh tertentu terganggu dan muncul berbagai masalah kesehatan. Apa Yang Terjadi Jika Sistem Hormon Terganggu? Gangguan hormonal dalam tubuh berpotensi menimbulkan sejumlah penyakit, tergantung pada hormon atau kelenjar yang mengalami gangguan tersebut. Misalnya, jika gangguan terjadi pada kelenjar adrenal, Anda bisa mengalami masalah tekanan darah, metabolisme, dan fungsi ginjal. Penyakit Yang Mungkin Terjadi Karena Gangguan Hormon Berikut ini adalah beberapa jenis kelainan penyakit sistem hormon dan penyebabnya yang paling sesuai adalah 1. Sindrom Cushing Kondisi ini yang dapat terjadi karena kelenjar pituitari terlalu aktif sehingga menyebabkan tubuh memproduksi terlalu banyak hormon kortisol. Sindrom Cushing dapat disebabkan oleh efek samping obat kortikosteroid dosis tinggi atau jangka panjang, faktor genetik, hingga tumor di kelenjar pituitari atau kelenjar adrenal. 2. Hipopituitarisme Kondisi ini terjadi ketika kelenjar pituitari tidak mampu memproduksi hormon dalam jumlah yang cukup, sehingga penderitanya mengalami kekurangan hormon. Kekurangan hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Pada anak – anak, hipopituitarisme dapat menyebabkan gangguan perkembangan. Sedangkan pada orang dewasa, kondisi ini dapat berpotensi menyebabkan kemandulan atau infertilitas. 3. Penyakit Addison Penyakit Addison disebabkan oleh penurunan hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Penyakit ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami beberapa gejala seperti sering lelah, mual dan muntah, perubahan warna kulit, tidak tahan suhu dingin, dan nafsu makan menurun. 4. PCOS Sindrom Ovarium Polikistik Penyakit ini terjadi ketika fungsi indung telur atau indung telur terganggu dan menyebabkan jumlah hormon dalam tubuh wanita menjadi tidak seimbang. PCOS merupakan salah satu penyebab infertilitas pada wanita. Penyebab pasti PCOS belum diketahui, namun penyakit ini diduga disebabkan oleh faktor genetik atau kondisi tertentu, seperti kelebihan hormon androgen dan insulin. 5. Gigantisme Penyakit ini umumnya terjadi pada anak – anak. Kondisi gigantisme adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan hormonal ketika tubuh anak memproduksi hormon pertumbuhan secara berlebihan. Kondisi gigantisme membuat anak yang mengalaminya memiliki tinggi dan berat badan di atas rata – rata. 6. Hipertiroidisme Hipertiroidisme terjadi ketika kadar tiroksin atau hormon tiroid yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dalam tubuh sangat tinggi. Hipertiroidisme lebih sering terjadi pada wanita, tetapi juga dapat terjadi pada pria. Gangguan pada hormon ini akan menyebabkan proses metabolisme tubuh terganggu, penurunan berat badan, gangguan kecemasan, hingga detak jantung yang lebih cepat atau jantung berdebar – debar. 7. Hipotiroidisme Hipotiroidisme adalah suatu kondisi ketika kelenjar tiroid terganggu dan tidak dapat menghasilkan cukup hormon. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa tubuh mudah lemas, sembelit, tidak tahan suhu dingin, sering mengantuk, dan kulit kering. Pada anak – anak, hipotiroidisme dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya. Masih terdapat berbagai penyakit dan kondisi lain yang berkaitan dengan terjadinya gangguan hormonal dalam tubuh, sehingga perlu serangkaian pemeriksaan yang cermat untuk dapat menentukan penyakit yang mendasari munculnya gangguan hormonal tersebut. Langkah Pemeriksaan Dan Penanganan Gangguan Hormon Gangguan hormonal merupakan masalah kesehatan yang perlu diperiksa dan ditangani oleh dokter. Untuk mendeteksi gangguan hormonal, dokter perlu melakukan serangkaian pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, tes urine, dan pemeriksaan radiologi seperti rontgen, CT Scan, USG, atau MRI. Setelah jenis masalah hormon diidentifikasi dan penyebabnya diidentifikasi, dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan jenis gangguan hormon yang dialami pasien. Misalnya, dalam kasus hipertiroidisme, dokter mungkin meresepkan obat untuk mengurangi jumlah hormon tiroid, radioterapi, atau operasi tiroid. Sedangkan jika gangguan hormon disebabkan oleh tumor, dokter dapat melakukan pembedahan untuk mengangkat tumor tersebut. Baca juga Mengenal Sistem Otot Yang Ada Pada Manusia Gangguan hormonal tidak boleh dianggap enteng. Jika Anda mengalami gejala gangguan hormonal, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Apa Ciri Ciri Kelainan Hormon? Ketidakseimbangan hormon adalah suatu kondisi ketika tubuh mengalami kelebihan atau kekurangan hormon tertentu. Menurut Klinik Cleveland, hormon adalah bahan kimia dalam tubuh yang membawa pesan melalui darah ke organ, kulit, otot, dan jaringan lainnya. Setidaknya ada 50 jenis hormon dalam tubuh. Fungsi dari hormon – hormon tersebut adalah untuk mengontrol metabolisme, homeostasis, pertumbuhan dan perkembangan, fungsi seksual, reproduksi, siklus tidur dan bangun, hingga mood. Ciri – ciri kelainan ketidakseimbangan hormon Setiap perubahan kecil pada kadar hormon dalam tubuh dapat berdampak pada kesehatan. berikut beberapa ciri hormon yang tidak seimbang yang harus diwaspadai Suasana hati seringkali memburuk Perubahan hormon seks, terutama estrogen, dapat memengaruhi hormon serotonin, yang mengatur suasana hati. Akibatnya, orang dengan ketidakseimbangan hormon lebih murung, sedih, mudah tersinggung, dan lebih sensitif. Menstruasi yang berat atau sangat menyakitkan. Gangguan hormonal juga dapat menyebabkan tumbuhnya benjolan fibroid di sekitar rahim. Kondisi ini ditandai dengan periode yang sangat menyakitkan atau berat, sering buang air kecil, nyeri punggung bawah, sembelit, dan nyeri saat berhubungan seks. Dorongan seks menurun Ketidakseimbangan hormon juga bisa membuat libido atau gairah seks menurun. Kondisi ini bisa dirasakan baik oleh pria maupun wanita. Untuk itu, penting untuk mengenali Apa ciri ciri kelainan hormon dalam tubuh Anda. Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini. 1. Siklus Haid Tidak Teratur Jarak antara menstruasi seorang wanita dari bulan pertama haid ke bulan berikutnya berlangsung antara 21 – 35 hari. Jika Anda tidak memiliki siklus menstruasi yang sama setiap bulannya, atau jika Anda terlambat beberapa bulan padahal belum memasuki masa menopause, ini bisa menjadi tanda ketidakseimbangan hormon. Kondisi ini bisa terjadi karena kadar hormon estrogen atau progesteron dalam tubuh Anda terlalu banyak atau bahkan terlalu sedikit. Jika Anda berusia 40-50 tahun, ini mungkin terkait dengan gejala menopause. Namun, siklus menstruasi yang tidak teratur juga bisa menjadi gejala masalah kesehatan seperti sindrom ovarium polikistik PCOS. Jika Anda mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur selama beberapa bulan meskipun Anda tidak hamil, sebaiknya bicarakan hal ini dengan dokter Anda. 2. Susah Tidur Progesteron, hormon yang dilepaskan oleh indung telur Anda, seharusnya bisa membuat Anda mengantuk. Jika kadar hormon ini lebih rendah dari biasanya, maka Anda akan sulit tidur. Selain itu, kadar estrogen yang tinggi juga bisa memicu hot flashes dan keringat malam. Gangguan ini dapat menyebabkan Anda terbangun dan sulit untuk tidur kembali. 3. Jerawat Kronis Wajah berjerawat sebelum menstruasi adalah hal yang sangat normal. Sebab, saat itu terjadi perubahan hormonal di dalam tubuh. Namun, jika Anda menderita jerawat kronis yang tidak kunjung hilang, ini bisa menjadi pertanda adanya gangguan hormonal. Kelebihan kadar androgen hormon yang dimiliki oleh pria dan wanita dapat menyebabkan kelenjar minyak bekerja terlalu keras. Androgen juga dapat mempengaruhi sel – sel kulit di dalam dan di juga sekitar folikel rambut Anda. Kedua hal ini juga dapat menyumbat pori – pori dan menyebabkan jerawat. 4. Mudah Lelah Merasa anda mudah lelah adalah salah satu tanda paling umum dari ketidakseimbangan hormon. Misalnya, kelebihan progesteron bisa membuat Anda mengantuk. Demikian juga, jika kelenjar tiroid Anda menghasilkan lebih sedikit hormon tiroid, ini dapat mengurangi energi Anda. Untuk dapat mengetahui kadar tiroid dalam tubuh, Anda bisa melakukan tes darah. 5. Suasana Hati Berfluktuasi Dengan Cepat Perubahan hormon yang dapat menyebabkan suasana hati Anda berubah dengan cepat. Misalnya, dengan hormon estrogen dapat mempengaruhi beberapa bahan kimia neurotransmitter di otak, seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin. Hal ini membuat Anda merasa senang, tetapi satu jam kemudian Anda bisa kesal atau marah hanya karena hal – hal sepele. 6. Perubahan Nafsu Makan Dan Penambahan Berat Badan Saat mood sedang tidak menentu, kadar estrogen dalam tubuh Anda akan menurun sehingga Anda memiliki kecenderungan untuk makan lebih banyak. Kadar estrogen juga dapat mempengaruhi jumlah leptin, yang merupakan hormon penting yang ada dalam pengaturan nafsu makan. Inilah sebabnya mengapa perubahan hormonal dalam tubuh berperan dalam penambahan berat badan. Masalah berat badan yang tidak wajar ini bisa terjadi bahkan jika Anda belum pernah mengalaminya sebelumnya. Stres yang berlebihan dan juga kurang tidur bisa menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko kelebihan berat badan. 7. Sakit Kepala Banyak hal yang bisa memicu sakit kepala, salah satunya adalah ketidakseimbangan kadar hormon dalam tubuh. Khusus bagi wanita, kadar estrogen sangat berpengaruh pada kondisi ini. Selain itu, penurunan kadar estrogen juga menjadi alasan mengapa Anda sering mengalami sakit kepala saat menstruasi. Sakit kepala pada siklus yang sama, bisa menjadi tanda ketidakseimbangan hormon. 8. Vagina Kering Permukaan vagina biasanya basah dan lembab, terutama selama masa subur Anda. Namun, jika tiba – tiba vagina Anda sering kering, ini bisa jadi karena pengaruh hormon estrogen yang rendah. Hormon estrogen membantu menjaga vagina tetap lembab, terlumasi, dan nyaman. Jika kadar hormon ini menurun, salah satu efeknya adalah penurunan produksi lendir dan cairan vagina. 9. Penurunan Gairah Seks Testosteron dapat mempengaruhi gairah seks Anda. Ini terjadi pada pria dan wanita, karena wanita juga memproduksi testosteron. Selain testosteron yang rendah, kadar hormon prolaktin yang tinggi juga dapat mengurangi keinginan untuk aktif secara seksual. Ini ditemukan dalam sebuah penelitian lama yang diterbitkan dalam jurnal Nature. Studi tersebut melaporkan bahwa sekitar dua dari tiga pria yang memiliki kadar prolaktin tinggi dalam tubuh mereka kehilangan minat pada seks dan juga mengalami disfungsi ereksi. 10. Perubahan Pada Payudara Penurunan estrogen pada wanita juga dapat membuat jaringan payudara Anda kurang padat. Sebaliknya, kelebihan estrogen dapat mengencangkan jaringan payudara, bahkan menyebabkan benjolan atau kista. Jika Anda mengalami perubahan pada payudara Anda, ini bisa menjadi salah satu tanda adanya gangguan hormonal. Bicaralah dengan dokter Anda segera jika Anda mengalami salah satu dari perubahan payudara ini. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada wanita, tetapi juga pria. Pasalnya, pria memproduksi hormon testosteron sekaligus estrogen dalam jumlah sedikit. Hormon estrogen bertanggung jawab atas karakteristik wanita seperti dengan pembesaran payudara. Ketidakseimbangan hormon yang melibatkan peningkatan estrogen dan penurunan testosteron menyebabkan payudara membesar pada pria ginekomastia.
Penyakitini yan gmenjadi penyebabnya adalah mikroorganisme. Contohnya antara lain adalah bakteri, virus, fungi, dan mikroplasma. Mikroplasma ini adalah partikel yang hidup yang ukurannya itu sangat kecil dan ia memiliki ciri-ciri seperti halnya dengan virus atauoun bakteri)
Halodoc, Jakarta - Setiap bagian dari tubuh manusia memiliki fungsinya masing-masing. Mereka saling bekerja sama satu sama lain untuk kelangsungan hidup manusia. Sedikit gangguan saja, maka pasti muncul gangguan kesehatan yang kemudian harus dilakukan pengobatan agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu hal yang mungkin kamu abaikan adalah hormon, padahal jika terjadi gangguan hormon sedikit saja seperti jumlahnya tidak seimbang, maka tubuhmu akan merasakan dampaknya. Hormon diproduksi oleh sistem endokrin dalam tubuh. Zat kimia ini membantu mengendalikan hampir semua fungsi tubuh, mulai dari pertumbuhan, metabolisme, hingga reproduksi. Jadi, apabila gangguan hormon terjadi, dapat muncul penyakit yang tidak bisa kamu sepelekan. Nah, berikut ini beberapa jenis gangguan kesehatan yang bisa muncul akibat kelainan atau gangguan hormon, yaitu Jerawat Tidak hanya penyakit kronis yang muncul akibat gangguan hormon, penyakit yang kerap mengganggu orang-orang muda ini juga dipicu akibat kelainan hormon. Jerawat umumnya datang dan menjadi penyakit langganan bagi para wanita menjelang menstruasi. Kondisi ini salah satu penyebabnya adalah aktivitas hormon progesteron yang menghasilkan minyak berlebih pada kulit. Akibatnya, seseorang jadi lebih mudah mengalami jerawat. Parahnya lagi, jerawat akibat faktor hormon ini bukan sesuatu yang bisa dihilangkan. Baca Juga Inilah Hormon Jerawat dan Cara Mengatasinya PCOS Sindrom Polikistik Ovarium Kondisi ini terjadi saat fungsi ovarium seorang wanita mengalami gangguan dan menyebabkan hormon wanita menjadi tidak seimbang. Akibat PCOS, wanita mengalami menstruasi yang tidak lancar, misalnya hanya terjadi sekali dalam tiga bulan. Akibatnya, wanita yang mengalami penyakit ini akan sulit untuk hamil, sehingga harus diberikan perawatan untuk memperlancar siklus menstruasinya. Gigantisme Gigantisme adalah kondisi saat anak-anak memproduksi hormon pertumbuhan secara berlebih. Selama masa pertumbuhan, anak-anak yang terkena gigantisme dapat memiliki ukuran tinggi dan berat badan yang terlihat di atas rata-rata. Penyebab gigantisme yang paling sering ditemui adalah tumor pada kelenjar hipofisis atau tumor kelenjar pituitari yang terletak pada bagian bawah otak manusia. Kelenjar ini berperan pada perkembangan seksual, pengendalian suhu tubuh, produksi urine serta metabolisme pertumbuhan pada wajah, tangan, dan kaki. Dengan tumbuhnya tumor pada kelenjar hipofisis menyebabkan kelenjar ini memproduksi hormon pertumbuhan secara berlebihan. Baca Juga Ketahui Komplikasi yang Bisa Disebabkan oleh Gigantisme Sindrom Cushing Sindrom Cushing adalah sebutan untuk sekumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar hormon kortisol dalam tubuh. Namun, kondisi ini bisa terjadi konsumsi obat-obatan kortikosteroid dosis tinggi, terutama pada anak-anak. Kondisi ini dikenal dengan hiperkortisolemia dan lebih sering terjadi pada perempuan. Beberapa gejala yang muncul antara lain wajah yang tampak bulat dan kemerahan, mengalami obesitas, penipisan kulit sehingga rentan memar, jerawat, mudah lelah, lemah otot, hipertensi, depresi, tumbuhnya rambut pada tubuh dan wajah, gangguan tidur, dan turunnya libido. Penyakit Addison Penyakit addison muncul saat kelenjar adrenal tidak memproduksi hormon kortisol cukup banyak. Inilah mengapa penyakit Addison juga sering disebut insufisiensi adrenal atau hiperkortisolisme. Penyakit ini dapat berkembang secara bertahap selama beberapa bulan. Nah, beberapa gejala khas dari penyakit ini adalah rasa lemas yang berkepanjangan dan memburuk, kelemahan otot, turunnya nafsu makan, dan turunnya berat badan. Baca Juga Dampak Kelebihan dan Kekurangan Hormon Testosteron Sebetulnya masih banyak sekali penyakit yang terjadi akibat gangguan hormon. Betapa pentingnya hormon dalam tubuh kita sehingga menjalani gaya hidup sehat adalah sebuah kewajiban agar penyakit tidak mudah menyerang kita. Jika kamu merasakan gejala penyakit dan semakin bertambah parah, kamu harus segera memeriksakan diri ke dokter. Dengan melakukan penanganan yang tepat di rumah sakit, maka hal ini bisa meminimalisir risiko. Kini kamu pun bisa buat janji dengan dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu melalui Halodoc. Kamu juga bisa download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
lesson material | material summary | questions and answers | definitions | types and examples | other information | materi pelajaran | ringkasan materi | pertanyaan
Penyakit pada sistem reproduksi bisa menyerang pria dan wanita. Penyakit ini bisa disebabkan oleh infeksi, peradangan, kelainan genetik, gangguan hormon, bahkan kanker. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi ini berpeluang tinggi untuk menyebabkan masalah kesuburan. Sistem reproduksi pria dan wanita memiliki keunikan tersendiri. Masing-masing sistem reproduksi memiliki struktur dan fungsi yang berdeda. Meski begitu, keduanya dirancang untuk memungkinkan adanya pembuahan sel telur oleh sperma, yang akan berlanjut menjadi kehamilan. Seperti sistem lainnya di dalam tubuh, sistem reproduksi juga dapat mengalami gangguan atau penyakit. Karena struktur dan fungsinya berbeda, penyakit pada sistem reproduksi pria dan wanita juga akan berbeda. Deretan Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ luar dan dalam. Organ reproduksi wanita bagian dalam meliputi vagina, rahim, saluran telur tuba falopi, dan indung telur ovarium. Sementara organ reproduksi wanita bagian luar terdiri dari vulva, kelenjar Bartholin, dan klitoris. Beberapa penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering terjadi adalah 1. Endometriosis Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering kita dengar adalah endometriosis. Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh di tempat lain di dalam tubuh. Jaringan tersebut dapat tumbuh di ovarium, bagian belakang rahim, usus, atau bahkan di kandung kemih. Jaringan yang salah tempat ini akan menyebabkan nyeri haid yang hebat, perdarahan menstruasi yang deras, nyeri saat berhubungan seksual, serta sulit hamil. 2. Radang panggul Penyakit kedua yang kerap terjadi pada sistem reproduksi wanita adalah radang panggul. Penyakit ini diakibatkan oleh bakteri penyebab infeksi yang merambat masuk ke dalam panggul melalui vagina atau leher rahim. Salah satu penyebab radang panggul yang paling umum adalah penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore. Jika tidak diobati dengan baik, penyakit ini bisa menyebabkan nyeri panggul jangka panjang, tersumbatnya saluran telur, infertilitas, dan kehamilan ektopik. 3. PCOS PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang memengaruhi kadar hormon wanita. Wanita yang menderita penyakit ini akan menghasilkan hormon seks androgen dalam jumlah yang lebih banyak. Akibatnya, penderita akan mengalami sulit hamil, serta menstruasi yang tidak teratur atau bahkan tidak menstruasi sama sekali. 4. Miom Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di rahim. Tumor pada miom terbentuk dari jaringan otot rahim. Penyakit pada sistem reproduksi wanita ini sering menyerang wanita di usia produktif. Gejalanya dapat berupa perdarahan dari vagina di luar masa haid, nyeri panggul, kram atau nyeri pada perut, nyeri punggung, sering merasa ingin pipis, serta nyeri saat berhubungan seksual. 5. Kanker pada organ reproduksi wanita Kanker pada organ reproduksi wanita dikenal dengan istilah kanker ginekologi. Beberapa jenis kanker ginekologi adalah kanker rahim, kanker mulut rahim, kanker ovarium, dan kanker vagina. Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria Pria juga memiliki sistem reproduksi yang berada di luar dan di dalam tubuh. Organ reproduksi pria yang terletak di luar tubuh meliputi penis, skrotum kantong zakar, dan testis. Sedangkan organ reproduksi pria yang berada di dalam tubuh adalah epididimis, saluran vas deferens, saluran kemih, vesikula seminalis kantung air mani, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbourethral. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang dapat menyerang sistem reproduksi pria 1. Epididimitis Penyakit ini terjadi akibat adanya peradangan pada epididimis, yakni saluran di dalam skrotum yang menempel pada testis. Saluran ini berperan untuk mengangkut serta menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis. Epididimitis dapat menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri, air mani mengandung darah, nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, serta gangguan kesuburan. 2. Orchitis Penyakit ini merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi pria yang cukup sering terjadi. Orchitis adalah peradangan pada testis, yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Orchitis bisa menyerang salah satu testis maupun keduanya sekaligus. Sama seperti epididimitis, orchitis juga bisa menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri. Bila tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan kemandulan dan penurunan produksi hormon testosteron. 3. Gangguan prostat Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih atau uretra. Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk menyuburkan dan melindungi sperma. Gangguan pada prostat dapat berupa peradangan prostat prostatitis, pembesaran prostat BPH, atau kanker prostat. 4. Hipogonadisme Hipogonadisme pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon testosteron yang cukup. Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan libido, gangguan produksi sperma dan fungsi organ-organ reproduksi, serta infertilitas. 5. Masalah pada penis Masalah pada penis tak jarang dikeluhkan oleh para pria. Beberapa penyakit yang bisa menyerang organ reproduksi pria ini adalah disfungsi ereksi, kelainan bentuk penis seperti hipospadia atau penis bengkok penyakit Peyronie, dan kanker penis. Selain beragam penyakit pada sistem reproduksi yang telah disebutkan di atas, pria dan wanita juga bisa terkena penyakit menular seksual, seperti herpes genital, HIV/AIDS, sifilis, dan gonorea. Penyakit ini ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual. Penyakit pada sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita, bisa menyebabkan kemandulan. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk selalu menjaga kesehatan organ reproduksi dengan menjalani perilaku seks yang aman dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke dokter untuk mendeteksi penyakit-penyakit tertentu. Jika Anda mengalami gangguan atau keluhan pada sistem reproduksi, segeralah berkonsultasi dengan dokter urologi untuk pria dan dokter kandungan untuk wanita, guna mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Mwf7weK. erkh3j018e.pages.dev/500erkh3j018e.pages.dev/341erkh3j018e.pages.dev/414erkh3j018e.pages.dev/9erkh3j018e.pages.dev/6erkh3j018e.pages.dev/96erkh3j018e.pages.dev/65erkh3j018e.pages.dev/592
kelainan penyakit sistem hormon dan penyebabnya yang paling benar adalah